Momentum sejarah 1 Juni merupakan tonggak lahirnya dasar negara Indonesia yaitu pancasila. Pancasila dapat diibarakan seperti sebuah energi yang dapat mengihupkan dan menopang segala aktivitas bangsa Indonesia dari berbagai gejolak dan tantangan global.
Saat ini bangsa Indonesia dan seluruh bangsa di dunia tengah mengalami tantangan besar yakni pandemi covid-19. Virus mematikan itu tidak hanya merongrong kondisi kesehatan bangsa Indonesia, namun juga menyerang dari semua lini kehidupan ekonomi, politik, agama, sosial budaya, dan pendidikan.
Peringatan hari Pancasila ditengah pandemi covid-19 menjadi momen yang tepat untuk merenungkan dan merefleksikan aktualisasi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini. Pancasila nampaknya mudah sekali dilupakan dalam praktik kehidupan bangsa.
Cobalah kita renungkan bagaimana nilai-nilai Pancasila ditinggalkan disaat bangsa sedang mengalami serangan covid-19. Seakan-akan virus mematikan itu memangsa kondisi sosial bangsa. Pancasila begitu mudah dilupakan ketika agama diartikan sebatas ibadah formal saja. Pancasila begitu mudah diabaikan ketika sikap kemanusiaan dikalahkan oleh egoisme. Pancasila begitu mudah dihianati ketika persatuan hanya mementingkan persatuan golongan saja, ketika politik hanya diartikan sebagai strategi untuk mendulang suara, dan ketika keadilan hanya dinikmati oleh yang memegang kekuasaan.
Telah terjadi simpangan yang amat jauh antara nilai Pancasila dengan praktik dalam kehidupan berbangsa. Seolah ada kegagalan praktik dalam implementasi nilai-nilai Pancasila. Padahal jika kita membaca sejarah, Pancasila sebagai dasar negara dirumuskan dengan sangat teliti dan penuh kehati-hatian. Pilihan sila pada Pancasila sebagai dasar negara telah melalui perdebatan panjang dan melelahkan antara para pendiri bangsa. Para pendiri bangsa ini berupaya keras mengeluarkan pikiran terbaiknya untuk menyusun Pancasila atas dasar gotong royong dalam kebersamaan dan persatuan.
Berangkat dari pemikiran itu, keluarga besar SMA Negeri 4 Praya mengajak kepada semua lapisan elemen masyarakat untuk merefleksikan dan menguatkan kembali nilai-nilai Pancasila dengan bertemakan “pancasila dalam tindakan gotong royong menuju Indonesia Maju”
SMA Negeri 4 Praya sebagai institusi pendidikan berupaya menjadikan pancasila menjadi corong dan penjaga kebangsaan melalui proses pendidikan. Proses pendidikan yang menurut Ki Hadjar Dewantara harus selaras dengan penghidupan dan kehidupan bangsa agar anak memiliki rasa cinta bangsa (Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa, 1962). Oleh sebab itu, Dari ruang pendidikanlah kecintaan terhadap bangsa dan negara patut dikuatkan.
Menguatkan Pancasila dalam pemahaman maupun praktik di dunia pendidikan menjadi amat penting. Harapannya, ketuhanan yang hormat-menghormati satu sama lain, menghargai kemanusiaan, mengedepankan persatuan, senang bermusyawarah dan berdialog, juga berusaha mewujudkan keadilan sosial akan dapat diimplementasikan tak sebatas dalam kata, namun juga dalam perbuatan.